Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Peran Muslimah dalam Membangun Peradaban Dunia Islam

“Pondasi perbaikan bangsa adalah perbaikan keluarga dan kunci perbaikan keluarga adalah perbaikan kaum wanitanya. Karena wanita adalah guru dunia, dialah yang menggoyang ayunan dengan tangan kanannya dan mengguncang dunia dengan tangan kirinya” (Hasan Al Banna) Sebuah perkataan dari seorang ulama berpengaruh Hasan Al Banna diatas menekankan tentang seorang wanita yang memiliki kekuatan ganda. Kekuatan dalam keluarga sebagai seorang ibu dalam pendidikan anak dan kekuatan sebagai seorang pembelajar sejati agar dapat mengguncang dunia dengan kecerdasaran dan pemikiran yang revolusioner. Selain peran sebagai istri dan ibu dalam keluarga, kekuatan muslimah sebagai seorang pembelajar harus dimiliki untuk menghadapi berbagai tantangan akan derasnya arus globalisasi dan era digital saat ini. Selain tantangan globalisasi dan era digital saat ini, tidak lama lagi Indonesia akan memasuki usia 100 tahun yang kemudian disebut sebagai Indonesia Emas 2045. Terdapat banyak tantangan

Cendekiawan Muslim : Islamisasi Ilmu di Era Digital Menuju Indonesia Emas 2045

Cendekiawan Muslim : Islamisasi Ilmu di Era Digital Menuju Indonesia Emas 2045 Choirun Nisa              Usia kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 2045 akan memasuki usia 100 tahun. Usia 100 tahun, bukanlah hal mudah bagi sebuah bangsa. Semakin banyak tantangan dari berbagai aspek kehidupan yang harus dihadapi. Sebagai salah satu langkah awalnya pemerintah telah merancang visi menuju Indonesia Emas 2045 untuk menghadapi berbagai tantangan kedepan. Salah satunya, dependency ratio Indonesia pada tahun 2045 akan mengalami peningkatan. Dependency ratio merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk usia produktif dengan penduduk usia yang non produktif. Pada tahun 2045 nilai dependency ratio di Indonesia sebesar 50,1 [1] . Hal ini mengindikasikan bahwa beban ekonomi yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif di Indonesia sangat berat yakni setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 50 penduduk usia non produktif. Selain itu, jumlah penduduk usia prod