Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Ujian (Keimanan) Skripsi #7 : Terima Kasih dan Mohon Maaf

Alhamdulillah ya Allah, begitu besar nikmat yang telah Engkau berikan pada hambaMu ini. Yap, inilah ujian keimanan selama berproses berjuang untuk menyelesaikan skripsi.   Sedih, bingung, galau, bahagia, menangis, kesal, terharu, sabar, lelah rasa yang telah ikut melengkapi perjalanan ini. Saya telah belajar banyak hal. Pertama, Semua itu tentang rezeki. Awal perbincangan anak-anak skripsi yaitu tentang pembagian dosen pembimbing. Ada yang sesuai dengan pilihannya, ada juga yang tidak sesuai. Jadilah banyak perbincangan, “wah enak dapet pak/bu itu...” atau ada yang bilang “aduh, aku dapet pak/bu ini ee...”. Kemudian hingga berproses selama bimbimgan skripsi, temen-temen mulai bercerita. Macam-macam ceritanya, ada yang sangat susah menemui dosbingnya, ada yang harus berkali-kali ganti jurnal karena nggak di acc judulnya, ada yang diminta nentuin judul sendiri, ada yang harus berjam-jam untuk bertemu, ada yang harus ngantri ketika mau ketemu dan cerita lainnya. Hingga ketika u

Ujian (Keimanan) Skripsi #6 : Alhamdulillah, akhirnya S.Si

Setelah menunggu, alhamdulillah akhirnya keluar juga jadwal sidang lanjutannya. Yaps, hari rabu, 20 September 2017. Tepat sepekan dari ujian pertama kemarin. Setelah mendapatkan kabar tersebut, segera saya mengabarkan hal ini pada orang tua yang sejak dari kemarin selalu bertanya-tanya “jadinya kapan jadwal ujiannya?”. Persiapan dari segi materi, teknis dan hati pun telah saya mantapkan kembali dan akhirnya saya menggunakan kemaja putih yang masih menggantung di kamar. Dalam hati saya, “bismillah semoga ini yang terakhir dan bisa lulus”. Hari rabu pagi itu pun akhirnya datang juga. Seperti biasa, pamit minta doa restu ibu bapak dan pagi itu berangkat diantar ke kampus sekitar pukul 06.30 WIB. Sesampainy disana masih sepi, hanya ada bapak cleaning service dan beliau membantu mempersiapkan ruangannya (membukakan pintu dan menyalakan AC). Dalam hati saya, “bisa jadi kesuksesanmu itu karena bantuan orang-orang, meskipun dengan hal-hal yang kecil atau kita anggap sepele” . Intinya

Ujian (Keimanan) Skripsi #5 : Sidang Ditunda

Hari-hari menjelang ujian skripsi, saya fokus belajar dan berdoa. Dua hari sebelumnya, saya sempat bertanya kembali terkait kepastian jadwalnya. Hasilnya, ada kemungkinan mundur karena ada salah satu dosen yang tidak bisa (dosen yang dari prodi matematika). Hmh... disitu saya antara tenang dan cemas karena saya merasa belum siap total. Tapi, pagi tanggal 12 September 2017 saya mencoba menghubungi jurusan untuk memastikan apakah jadwalnya tetap besok atau ditunda. Pagi itu pun, ada balasan WA masuk “fix jadi besok pagi mbak jam 08.00 WIB di ruang sidang 1”.   Entah kenapa, rasanya mendengar itu langsung panas dingin. Langsunglah saya mencoba menenangkan diri untuk mengambil air wudhu dan sholat. Alhamdulillah lebih tenang... Segera saya mengabari orang tua pagi itu juga dan juga meminta doa. Mengabarkan juga pada temen-temen seangkatan statistika 2013 dan beberapa temen saja (yang tidak memungkinkan hadir, hhe). Saya memang tidak ingin mengabarkan kepada temen-temen lain, karena

Ujian (Keimanan) Skripsi #4 : Usaha Maksimal dan Total Tawakal

Bismillah , ya skripsi ini masih harus diperjuangkan. Usaha pun harus saya lakukan semaksimal mungkin. Segala cara saya tempuh untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam skripsi saya. Usaha selalu setia mengirim email penulisnya, meminta bantuan temen buat ikut mengemail, sms, bertanya ke dosen dan banyak hal lainnya.   Kalau dalam Al Qur’an usaha maksimal itu ( mastho’tum ) dan menurut seorang ulama arti kata mastho’tum itu seperti kita berlari mengelilingi lapangan bukan berapa banyak kali putaran, tetapi sampai sudah tidak kuat lagi atau sampai di titik mau pingsan. Hmh... MasyaAllah begitulah ternyata yang dinamakan berusaha maksimal. Sampai titik darah penghabisan, hingga kita tidak lagi mengeluh karena tidak lagi berdaya. Sulit memang, tapi itulah perjuangan. Sebab tidak ada perjuangan tanpa sebuah pengorbanan. Ketika sudah berusaha maksimal, saatnya dengan sepenuh hati bertawakal pada Allah. Saat itu, rasanya sudah berada dititik kritis, entah sudah berapa kali say