Langsung ke konten utama

Ujian (Keimanan) Skripsi #5 : Sidang Ditunda




Hari-hari menjelang ujian skripsi, saya fokus belajar dan berdoa. Dua hari sebelumnya, saya sempat bertanya kembali terkait kepastian jadwalnya. Hasilnya, ada kemungkinan mundur karena ada salah satu dosen yang tidak bisa (dosen yang dari prodi matematika). Hmh... disitu saya antara tenang dan cemas karena saya merasa belum siap total. Tapi, pagi tanggal 12 September 2017 saya mencoba menghubungi jurusan untuk memastikan apakah jadwalnya tetap besok atau ditunda. Pagi itu pun, ada balasan WA masuk “fix jadi besok pagi mbak jam 08.00 WIB di ruang sidang 1”.  Entah kenapa, rasanya mendengar itu langsung panas dingin. Langsunglah saya mencoba menenangkan diri untuk mengambil air wudhu dan sholat. Alhamdulillah lebih tenang... Segera saya mengabari orang tua pagi itu juga dan juga meminta doa. Mengabarkan juga pada temen-temen seangkatan statistika 2013 dan beberapa temen saja (yang tidak memungkinkan hadir, hhe). Saya memang tidak ingin mengabarkan kepada temen-temen lain, karena takut hasilnya justru mengecewakan mereka yang hadir nantinya. (karena hasilnya bisa lulus/tidak lulus). Mohon maaf nggih temen-temen yang tidak saya kabari (semoga mengerti) hehe.
Mulai saya siapkan hal-hal yang diperlukan untuk persiapan sidang skirpsi esok hari. Salah satunya menyiapkan baju putih. Entah mengapa, saya menyiapkan 2 kemeja putih dan saya gantunggkan di kamar. Dalam hati saya, “kenapa saya ngeluarin baju putih 2? Ya Allah semoga ini bukan pertanda kalau saya harus ngulang sidang...”. Tapi, saya tak lagi menghiraukan hal tersebut. Saya fokus kembali untuk belajar dan berdoa meminta pertolonganNya. Hanyalah Allah SWT sebaik-baik penolong. Malam itu, saya berusaha lebih dekat untuk bercengkrama dengan kitabNya (Al Qur’an). Memperbanyak dan mengulang-ulang terus QS Ar Rahman dan QS Al Fath, sambil senantiasa berdzikir.
D-Day, pagi hari pun telah datang. Rabu, 13 September 2017. Mungkin memang benar kata sebagian temen-temen, saya pagi itu jadi gak doyan sarapan hehe (hanya beberapa suap saja). Bismillah, pagi itu saya berpamitan dan minta doa restu, berangkat diantar. Sesampainya di kampus, kampus masih sepi dan petugasnya pun belum hadir. Sebelum masuk ruangan, saya sholat dhuha terlebih dahulu di mushola kecil itu sendirian. Meminta pertolongan Allah supaya diberikan kekuatan dan kemudahan.
Singkat cerita, dosen penguji mulai datang satu per satu. Dua dosen penguji dan dosen pembimbing sudah hadir. Akhirnya, ketua tim penguji memutuskan untuk memulai sidang skripsinya. Bismillah... presentasi dimulai. Namun, satu dosen penguji belum juga hadir di dalam ruangan. Selain itu, dosen pembimbing saya izin untuk keluar meninggalkan ruangan (saya nggak tau jelas, ini izinnya bentar atau bagaimana).
Alhamdulillah, presentasi sudah selesai saya sampaikan (disini sudah sedikit lega). Dilanjutkan dengan tanya jawab untuk penguji pertama (dari dosen matematika). Lumyan banyak pertanyaan-pertanyaan, beliau sangat detail terutama terkait BAB II (dasar teori). Pertanyaan-pertanyaan dan revisi terkait definisi-definisi matematis. Namun, dipertengahan tanya jawab (ya sudah sekitar ¾ pertanyaan lah). Tiba-tiba, ketua tim penguji melakukan interupsi. Kurang lebih, beliau mengatakan begini
“Interupsi. Begini, karena kondisinya satu dosen pengujinya tidak bisa hadir (alternatif lain beliau meminta untuk saya presentasi sendiri) dan juga dosen pembimbingnya juga tidak ada. Jadi, bisa dikatakan bahwa sidang skripsi ini dinyatakan tidak lengkap. Oleh karena itu, mohon maaf sidang skripsi ini ditunda hingga nanti waktu yang disepakati. Besok tidak usah presentasi, tinggal melanjutkan tanya jawab saja. Mohon maaf ya mbak”
Qadarullah, sempat dalam hati saya merasa “..deg..”. Namun, saya mencoba menguatkan hati saya kembali bahwa ini semua sudah dalam rencanaNya. Kemudian, dosen penguji keluar meninggalkan ruangan. Temen-temen yang sedang menonton pun ikut dikagetkan dengan keputusan tersebut (yang mungkin belum pernah kita dengar keputusan seperti itu). Tapi, mereka terus memberikan saya semangat dan motivasi. Alhamdulilah, saya merasa tenang atas keputusan itu, tidak ada rasa penyesalan atau sedih. Akhirnya saya membereskan semua alat-alat presentasinya dan bersiap untuk keluar ruangan.
Tiba-tiba, dosen pembimbing saya masuk ruangan dan bertanya “ini... sudah selesai atau bagaimana?” dengan nada bingung. Kemudian saya mendekati beliau di pintu masuk dan menceritakan kronologis yang terjadi. Kami sama-sama sempat diam beberapa saat karena bingung hhe. Saya sebagai mahasiswa biasa juga tidak bisa berbuat apa-apa. Kemudian, dosen pembimbing saya berkomunikasi dengan petugas jurusan terkait hal ini. Temen-temen juga ramai melakukan analisanya masing-masing hehe. Yaps, kemungkinan ada sedikit miiskom. Ya sudahlah, semua yang terjadi sudah dalam skenarioNya. Pasti ada hikmahnya, yang penting yakin aja sama Allah.
Akhirnya, saya segera mengabari orang tua terkait hal ini sambil bersiap pulang. Saya pulang naik grab untuk pertama kalinya. Sambil menunggu sopir grabnya, dosen penguji saya (yang tadi gak bisa hadir) ternyata ada dikampus. Tapi, kita harus khunudzon. Mungkin beliau memang waktu jam tadi ada agenda yang lebih penting. Keep calm. Karena kita kan nggak pernah tahu kepentingan dan masalah mendadak yang menimpa setiap orang. Alhamdulillah, sopir grabnya pun datang (makasih muti yang udah mesenin grab car via hp mu , hhe). Dalam perjalanan pulang, bapak sopirnya cerita-cerita. Nanya-nanya tentang kuliah semester berapa mbak, jurusan apa dan lain-lain. Sampailah saya bercerita kalau hari itu ialah hari sidang pendadaran namun ditunda dan beliau mendoakan “..semoga besok dimudahkan dan dilancarkan ya mbak”. Aamiin. Jangan pernah menyepelekkan sebuah doa, karena kita nggak pernah tau doa siapa yang diijabah.
Sesampainya dirumah, ibuk nelpon dan nanya gimana ceritanya kok bisa ditunda dan saya ceritakan kejadiannya. Semua pasti ada hikmahnya, Allah yang telah mengatur semuanya. Kita hanya bisa berencana namun Allah lah yang berhak memutuskan, sebab semua itu berada di dalam genggamanNya. Bahkan, hati sesorang pun dalam genggaman Allah. Ketika masuk kamar, melihat masih ada satu kemeja putih saya yang masih tergantung dalam kamar. Dalam hati saya, “apakah itu pertanda bahwa memang cerita perjalanan sidang skripsi saya seperti ini? Harus dua kali ujian (alias sidang lanjutan)”. Tapi, sudahlah, anggaplah ini sebuah ujian saya sebelum ujian skripsi hhe. Ada yang bilang kalau seseorang sedang diuji, berarti Allah sedang menyapa hambaNya. Mungkin saya masih kurang dekat denganNya selama ini, masih banyak dosa, masih kurang persiapannya, masih kurang belajarnya, masih kurang doa dan usahanya.
Menjelang penantian jadwal sidang lanjutan skripsi, saya sambil menyiapkan kembali untuk belajar lagi. Mencari jawaban beberapa hal yang belum sempat bisa saya jawab kemarin. Perbanyak doa dan dzikir. Alhamdulillah, saya pun tidak merasa cemas atau gelisah atas kejadian ini. Sebab saya sudah yakin bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Tinggal, bagaimana kita bisa yakin seyakin-yakinnya sama Allah dan bersabar dalam menghadapi ujian.

bersambung...
Plosokuning, 22 Oktober 2017
01 Shafar 1439 H


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Arti Kebarokahan dalam Hidup?

Bismillah.. Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’ di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya kajian’ .   Itulah mungkin salah satu dari kerinduan Jogja.. Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang kemud

BAHAGIA: bukan tentang harta, tapi tentang rasa

          Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didapuk sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan sebanyak 11,49% penduduk miskin pada 2022. Artinya, pengeluaran mereka berada di bawah garis kemiskinan Yogyakarta, yakni Rp551.342 per kapita/bulan. Sedangan Indeks Pembangunan Manusaia (IPM) di provinsi DIY tertinggi kedua nasional yakni sebesar 80,64 pada 2022. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Mari melihat satu data lagi yakni indeks kebahagiaan DIY sebesar 71,7 pada 2021, angka lebih besar dari rata-rata nasional yang sebesar 71,49. Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi (perasaan dan makna hidup) dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.                       Data kemiskinan,

Ruh Langit Keluarga

  Ahad, 28 Mei 2023 [Catatan Singkat: Kelas Jadi Istri bersama Teh Febrianti Almeera] Bismillahirahmanirrahim.. Sesi ini beliau banyak menyampaikan terkait visi misi sebuah keluarga, bagaimana seharusnya menjadi istri yang sesuai dengan fitrah. Setiap keluarga itu isinya perjuangan, dengan perjuangannya masing-masing yang pastinya berbeda setiap keluarga. Visi keluarga : setiap muslim itu harusnya mempunyai visi yang sama yakni meraih ridha Allah supaya mendapatkan tiket masuk surga. Nah, baru misinya (langkah-langkah untuk mewujudkan visi) yang berbeda setiap keluarga. Misi keluarga : merupakan peleburan potensi suami dan istri menjadi potensi yang lebih besar dan harus mempunyai ruh langit . Misi ini datang dari Allah, dilakukan oleh suami yang dibantu oleh istri. Misi ini dipegang oleh suami, maka ketika kita memilih suami berarti kita juga sedang memilih nahkoda untuk melakukan perjalanan bahtera rumah tangga. Beliau juga menyampaikan terkait bagaimana cara kita menemuk