Langsung ke konten utama

BAHAGIA: bukan tentang harta, tapi tentang rasa

        Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didapuk sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan sebanyak 11,49% penduduk miskin pada 2022. Artinya, pengeluaran mereka berada di bawah garis kemiskinan Yogyakarta, yakni Rp551.342 per kapita/bulan. Sedangan Indeks Pembangunan Manusaia (IPM) di provinsi DIY tertinggi kedua nasional yakni sebesar 80,64 pada 2022. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Mari melihat satu data lagi yakni indeks kebahagiaan DIY sebesar 71,7 pada 2021, angka lebih besar dari rata-rata nasional yang sebesar 71,49. Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi (perasaan dan makna hidup) dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.
         
        Data kemiskinan, IPM dan indeks kebahagiaan tersebut menjadi fenomena yang cukup unik yang terjadi di DIY. Meskipun masih ada 11,49% atau 463,63 ribu penduduk miskin yang ada di provinsi DIY, namun IPM dan indeks kebahagannya tinggi. Bahkan indeks kebahagaiaannya lebih tinggi dari rata-rata nasional. Hal ini menggambarkan kondisi secara umum penduduk DIY merasa bahagia dengan kehidupannya. Fakta ini semakin menguatkan tentang hakikat kebahagian dalam Islam yang sudah dijelaskan banyak dalam Al-Qur’an. Salah satunya pada surat kedua dalam Al-Qur’an pada ayat 5 dan 38 maka disana sudah Allah janjikan kebahagiaan untuk kita. 
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS 2: 5)
    Janji Allah bagi orang yang beriman dan bertakwa adalah kebahagiaan/beruntung (muflihun). Kata muflihun dalam surat Al-Baqarah ayat 5 adalah follow up dari petunjuk, bimbingan dari Allah SWT. Selanjutnya hal ini juga diperjelas pada ayat ke 38 yakni,
“Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS 2: 38) 
          Dua kunci kebahagiaan yakni tidak khawatir atas masa depan dan tidak bersedih dengan masa lalu. Namun, syarat mendapatkan kunci kebahagiaan itu dijelaskan di kalimat sebelumnya yaitu ketika datang petunjuk dari Allah maka ikutilah. Jika disederhanakan, untuk mendapatkan kebahagiaan sempurna (dunia dan akhirat) maka ketaatan pada Allah menjadi pondasinya. Ketaatan yang sempurna maka akan menghasilkan kebahagiaan yang sempurna pula, salah satunya munculnya perasaan tenang (tidak khawatir dan tidak bersedih). Ketika ketenangan sudah diperoleh maka insyaaAllah akan mencapai titik ibadah tertinggi yaitu ridha. Ketika ridha sudah kita peroleh, maka insyaaAllah hati kita tenang dalam menjalani setiap episode hidup. Begitu pula pesan yang disampaikan oleh Imam Hasan al-Bashri pun juga sama yakni tentang ketaatan seorang hamba. Beliau mengatakan, 

“Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam sholat, berzikir dan membaca Al Quran, jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu.”
       

Jadi, bahagia itu sederhana dan tidak bisa diukur dengan harta dunia. Justru tentang keimanan yang tidak bisa diwarisi tapi harus diperjuangkan. Perjuangan yang bisa kita mulai dengan memperdalam ilmu agama yang sudah sempurna mengatur segala pernak pernik dalam kehidupan kita.

Sebab, agama adalah cara memandang hidup; 
cara memandang mati; 
cara memandang hidup setelah mati; 
cara memandang yang hidup, 
cara memandang yang mati, serta pencipta hidup dan mati. 
– Salim A. Fillah 

 Wallahu’alam bisshowab 


Referensi: 
https://katadata.co.id/ariayudhistira/cek-data/63d3ec89521be/cek-data-benarkah-warga-yogyakarta-bahagia-walaupun-miskin 
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/17/indeks-pembangunan-manusia-dki-jakarta-tertinggi-nasional-pada-2022 
https://tafsirweb.com/326-surat-al-baqarah-ayat-38.html 
https://tafsirweb.com/182-surat-al-baqarah-ayat-5.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Arti Kebarokahan dalam Hidup?

Bismillah.. Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’ di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya kajian’ .   Itulah mungkin salah satu dari kerinduan Jogja.. Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang kemud

Ruh Langit Keluarga

  Ahad, 28 Mei 2023 [Catatan Singkat: Kelas Jadi Istri bersama Teh Febrianti Almeera] Bismillahirahmanirrahim.. Sesi ini beliau banyak menyampaikan terkait visi misi sebuah keluarga, bagaimana seharusnya menjadi istri yang sesuai dengan fitrah. Setiap keluarga itu isinya perjuangan, dengan perjuangannya masing-masing yang pastinya berbeda setiap keluarga. Visi keluarga : setiap muslim itu harusnya mempunyai visi yang sama yakni meraih ridha Allah supaya mendapatkan tiket masuk surga. Nah, baru misinya (langkah-langkah untuk mewujudkan visi) yang berbeda setiap keluarga. Misi keluarga : merupakan peleburan potensi suami dan istri menjadi potensi yang lebih besar dan harus mempunyai ruh langit . Misi ini datang dari Allah, dilakukan oleh suami yang dibantu oleh istri. Misi ini dipegang oleh suami, maka ketika kita memilih suami berarti kita juga sedang memilih nahkoda untuk melakukan perjalanan bahtera rumah tangga. Beliau juga menyampaikan terkait bagaimana cara kita menemuk