Langsung ke konten utama

Goes to IPB




Bismillah…
Bingung mau memulai ceritanya dari mana, karena panjangnya perjalanan ini baik sebelum dan sesudah. Baiklah kawan, akan ku mulai cerita perjalanan penuh hikmah ini.
                Sore hari tanggal 24 Oktober 2014 itu aku memulai perjalanan bersama sahabat-sahabat KMFM UGM. Perjalanan ini akan menuju ke Serum G IPB salah satu unit kerohanian Islam dari Fakultas MIPA IPB.  Awalnya aku semapt bimbang untuk ikut kunjungan itu, karena ahad siang ada agenda yang tidak bisa ku tinggalkan, dan ada beberapa agenda juga di 3 hari itu. Namun, karena aku sie acara dan aku pertimbangkan lagi akhirnya aku memutuskan untuk ikut kunjungan. Akhirnya sore itu sekitar pukul 5 sore bus berangakat dari UGM menuju IPB. Bismillah…
                Dalam perjalanan yang panjang itu pun, ketika sore hari menjelang maghrib kita semua membaca al ma’tsurat bersama-sama. Kemudian, dalam perjalanan 3 hari ini semua ditugaskan untuk menyelesaikan tilawah 2 juz.  Waktu terus berjalan, langit pun mulai berganti warna menandakan waktu sudah menjelang malam. Waktu maghrib akhirnya kita berhenti disebuah masjid agung kulon progo untuk melaksanakan shalat maghrib sekaligus jama’ isya.  Setelah selesai sholat, kita melanjutkan perjalanan lagi dan makan malam di bus. Setelah makan malam, temen-teman tampaknya sudah mulai lelah karena habis UTS dan akhirnya beberapa sudah ada yang tidur. Namun, aku masih harus mengerjakan sesuatu untuk agenda ahad pagi, akhirnya malam itu aku mengeluarkan laptop dan pinjem senter hp untuk mengerjakan power point. Meskipun harus dengan kesabaran dan ketelatenan karena jalannya berkelok-kelok sehingga busnya pun goyang-goyang. Sekitar jam 9 atau 10 malam aku memutuskan untuk berhenti mengerjakan ppt karena kondisi yang tidak memungkinkan dan akhirnya aku tutup kembali laptop itu, dan saatnya memberikan hak pada tubuh ini untuk beristirahat karena tubuhku nampaknya sudah mulai protes. Sehingga, aku putuskan untuk istirahat.
                Akhirnya, sekitar pukul setengah 5 pagi, kami berhenti di sebuah masjid di Bandung untuk melaksanakan sholat subuh. Padahal estimasi dari acara kita akan sholat subuh At-Tin namun kondisi yang tidak memungkinkan. setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke masjid At-Tin untuk mandi dan bersih-bersih. Baru pertama kali aku datang ke At  Tin, masjidnya besar dan bersih. Apalagi tempat wudhunya yang lumayan bersih dan ada beberapa kamar mandi, ternyata disana memang tempat transit para wisatawan-wisatawan untuk mandi. Disana bebarengan ada rombongan rumah tahfidz yang sudah atau akan diwisuda, banyak santri-santri yang masih usia muda. MasyaAllah jadi malu dengan diri sendiri, semoga bisa jadi hafizhah dan mempunyai anak yang hafal Al-Qur’an. Aamiin ya Allah…
                Dari masjid At-Tin menuju ke IPB. Namun, karena kondisi jalan tol yang sangat macet banget maka waktu kunjungan ke IPB nya sangat molor sekali. Dari acara kita jadwalkan acara kunjungan di IPB jam 9 sampai jam 12. Namun, karena kondisi seperti itu kita bisa samapi IPB ketika waktu dzhuhhur. Jadi, kita langsung menuju ke masjid IPB (Al-Hurriyah). Masjidnya keren, 3 lantai yang lantai 1 untuk acara2 yang lantai 2 untuk ikhwan dan yang lantai 3 untuk akhwat. Desain arsitekturnya juga keren, tempat wudhu dan kamar mandinya juga bersih. Di masjid kita udah di sambut sama mb Niar dari IPB, mereka sangat baik banget udah mau nunggu sampai siang. #terharu
                Next, setelah itu kita lanjut menuju FMIPA IPB sambil makan siang di dalam bus. Sambil makan siang, dan menikmati perjalanannya melihat lingkungan sekitar IPB yang menurutku sangat asri dan sejuk. Akhirnya, Alhamdulillah kita sampai juga setelah beberapa menit perjalanan. Kita siap-siap untuk segera masuk ke ruangan dan sudah tidak sabar lagi bertemu dengan saudara-saudara seperjuangan. Kami rombongan di pandu oleh mb Niar menuju lokasi acaranya.
                Sesampainya di FMIPA IPB, Masyaa Allah kami disambut dengan luar biasa oleh teman-teman SerumG. Dengan dekorasi ruangan yang kece dan masih setia menunggu kita semua hingga siang hari. #terharu  Siang itu acara pun dimulai dengan pembukaan oleh MC, tilawah dan kemudian ada penampilan hadroh dari temen-temen IPB. Setelah itu masuk pada sesi sharing dan pemaparan dari masing-masing LDF UGM dan IPB. Saling menginspirasi satu sama lain, apalagi pada periode tersebut LDF FMIPA IPB punya nama kabinetnya yaitu transformer. Selain itu, yang menarik bagi saya ialah di FMIPA IPB ada Rohis di setiap jurusannya. Di penghujung acara, ada games partner Antara UGM dan IPB untuk deep introduction. Setelah berbincang-bincang santai, tidak terasa waktu terus berjalan memaksa kita untuk berpisah. Namun, sebelum berpisah tiba-tiba Mb Yustika sang partner gamesku memberikan sebuah hadiah padaku. Ekspresi kaget, terharu dan bahagia kala itu. Tapi apa daya aku tak membawa apapun… Terimakasih ya Mb Yustika (see you next time) :* Sore itu IPB diguyur hujan yang cukup deras, jadi ketika pulang dari kampus IPB kami sedikit berhujan-hujanan. Hujan merupakan keberkahan dari Allah. Sore itu teman-teman dari IPB mengantarkan kami sampai masuk ke dalam bus, kami hanya bisa mengucapkan maaf dan rasa terimakasih.
                Perjalanan kami lanjutkan menuju TMII, tapi karena estimasi waktu yang tidak sesuai maka kami sampai di TMII pada malam hari. Karena malam hari, ya tentunya kami hanya bisa menikmati suasana malam hari dan mampir untuk sholat di masjid TMII. Selepas sholat, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Yogyakarta tercinta. Dini hari saat perjalanan pulang,  kami mampir ke toko oleh-oleh di daerah Bandung. Yaa, membeli sedikit buah tangan untuk yang dirumah.
                Sholat Shubuh di sebuah masjid daerah Banyuwangi dan finally, Alhamduillah pagi hari sampai juga di kota Yogyakarta tercinta. Sebuah perjalanan yang luar biasa bersama orang-orang yang luar biasa dan bertemu dengan orang-orang yang luar bisa. Semoga menjadi perjalanan yang diridhoi olehNya dan semoga senantiasa dikuatkan dalam perjalanan meraih jannahNya…
Semoga Allah pertemukan kita di surgaNya…
Aamiin…
#MudaBerkarya
#Ch19
#Perjalanan
#latepost



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Buku dan Kelas Pra-Nikah

Apa Arti Kebarokahan dalam Hidup?

Bismillah.. Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’ di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya kajian’ .   Itulah mungkin salah satu dari kerinduan Jogja.. Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang kemud

BAHAGIA: bukan tentang harta, tapi tentang rasa

          Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didapuk sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan sebanyak 11,49% penduduk miskin pada 2022. Artinya, pengeluaran mereka berada di bawah garis kemiskinan Yogyakarta, yakni Rp551.342 per kapita/bulan. Sedangan Indeks Pembangunan Manusaia (IPM) di provinsi DIY tertinggi kedua nasional yakni sebesar 80,64 pada 2022. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Mari melihat satu data lagi yakni indeks kebahagiaan DIY sebesar 71,7 pada 2021, angka lebih besar dari rata-rata nasional yang sebesar 71,49. Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi (perasaan dan makna hidup) dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.                       Data kemiskinan,