Bismillah...
Sebelum berkisah tentang perjalanan selama 6
hari 5 malam, saya ingin bercerita sedikit terkait awal mula bisa ikut Youth For Movement 2018 ini. Yups,
setelah diwisuda bulan November lalu maka mulailah dengan kehidupan pasca
kampus yang pastinya berbeda dengan sebelumnya. Euforia wisuda memang hanya
bertahan sebentar saja, selepas itu kemudian merenung dan berpikir dalam hati “Habis ini mau ngapain ya? Kerja? Lanjut
kuliah? Nikah?” berbagai pertanyaan terlintas dalam pikiran ini. Memang
benar kata sebagian orang, kehidupan pasca kampus bukanlah akhir, justru sebuah
permulaan untuk mengambil langkah kehidupan yang lebih jauh. Ungkapan “welcome to the jungle” nampaknya sangat
cocok, di waktu ini diharuskan untuk menentukan langkah hidup kita sendiri.
Makanya itulah pentingnya sebuah planning/life plan, supaya hidupnya lebih
terarah. Selain sebuah planning, ada satu hal penting yang wajib kita miliki yaitu
pedoman hidup. Islam is the way of life,
dengan Al-Qur’an dan Sunnah menjadi pedoman kita insyaaAllah untuk menentukan
langkah selanjutnya akan lebih mudah, terarah dan berkah.
Salah satu list dalam cita-cita saya ialah
ingin pergi ke luar negeri, entah itu sekadar jalan-jalan atau belajar. Sekitar
tahun 2016 saya pernah mencoba daftar salah satu kegiatan entrepreneurship yang dilaksanakan di Malaysia dengan mengirimkan
ide bisnis dan sudah mendapatkan LoA.
Qadarullah, belum diizinkan orang tua karena saat itu masih aktif kuliah.
Kemudian sekitar bulan September tahun 2017 lalu, berniat untuk ikut seminar
Islam internasional di Malaysia dan sudah mendapakan LoA juga, namun Allah belum mengizinkan karena saat itu bertepatan
dengan hari-hari saya menunggu jadwal ujian pendadaran. Namun, saya tetap
meyaikini bahwa Allah is the best of
planner.
Suatu hari ada sebuah broadcast di grup WA PPB#8
(Pelatihan Pemimpin Bangsa #8) tentang program Youth For Movement 2018. Langsung saya baca poster plus
keterangannya, dan kemudian tak saya hiraukan lagi. Jeda beberapa hari,
kemudian hati saya tergerak untuk membaca lagi lebih detail dan memutuskan
untuk mencoba mendaftar. Meskipun diawal saya sedikit ragu karena kemampuan
bahasa Inggris saya yang masih sangat pas-pas an. Tapi saya berpikir, “kalau nggak dicoba, kapan lagi?”.
Alhamdulliah setelah pengumuman dapet juga LoA
dan saya harus segera meminta izin dengan orang tua. Alhamdulillah kali ini
orang tua mengizinkan, mungkin karena efek udah lulus kuliah. Saat itu saya
belum punya paspor, maklum saya belum pernah ke luar negeri. Sempat khawatir kalau
tidak terkejar untuk membuat paspor, karena ternyata pembuatan paspor itu
sekarang antriannya banyak. Antrian melalui online, sempat sampai mengambil
antrian yang lebih cepat yaitu di Solo dan Semarang. Saat itu, saya hanya
berusaha maksimal dan tawakal pada Allah. Dalam benak saya, “Jikalau perjalanan ini sudah Allah izinkan
dan ridhoi, pastinya Allah akan memudahkan proses mendapatkan paspor sebelum
keberangkatan”. Alhamduliilah, sekitar 2 pekan sebelum keberangkatan, dapat
antrian paspor di Yogyakarta.
Seteleh bikin paspor dan mempersiapankan
segala hal terutama terkait meluruskan niat, akhirnya tanggal 22 Januari 2018 sore
saya bertolak menuju Jakarta ditemani Bapak. Mungkin ini saatnya Allah menjawab
doa-doa saya untuk keinginan ke luar negeri. Semakin yakin bahwa, Allah itu
pasti mengabulkan semua doa-doa kita di waktu yang lebih indah. Meluruskan dan
menjaga niat karena Allah, niat untuk belajar ilmu-ilmuNya. Youth4Move
merupakan serangkaian capacity building
activist project dari Beasiswa Aktivis Nusantara Regional Bogor dan Gerakan
Cinta Anak Tani bekerjasama dengan Abu Nawas Travel dan English Area System.
Tahun ini, melalui tour 3 negara ASEAN, tema yang diangkat adalah “Melihat dari luar, Membangun cita untuk
Merawat Indonesia”.Bismillah...
Hari pertama, tanggal 23 Januari 2018 sekitar
pukul 8 pagi waktu setempat, alhamdulillah kami selamat mendarat di Bandara Kuala
Lumpur 2, Malaysia. Alhamdulillah, pertama kali kaki ini menginjakkan di
belahan bumi Allah yang lain (a.k.a luar negeri). Disambut dengan rintikan air
hujan dipagi hari, interior kemewahan dan kecanggihan fasilitas di Bandara.
Dilanjutkan sarapan pagi bersama teh hangat yang ditemani kue cane khas masakan
melayu. Setelah itu langsung melakukan perjalanan dengan bus (*kalau di Malaysia namanya bas) menuju
Putra Jaya dan Malaka. Pertama kali, melihat negara Malaysia bagian kotanya,
jalan tol disini lumayan besar, luas dan motor pun bisa lewat sini gaes.
Jalannya bagus, jarang ada jalan yang rusak, bersih, rapi, memprioritaskan
pejalan kaki (bahkan beberapa jalan, ada traffic
light nya sendiri untuk pejalan kaki), masih banyak bukit-bukit kayak
hutan, jalannya jarang macet dan selama perjalanan nggak melihat adanya
pengemis atau orang jualan di lampu merah.
Jalan Tol di Malaysia |
Destinasi pertama yang kami kunjungi ialah di
daerah Putra Jaya, Malaysia. Menuju kantor Perdana Menteri Malaysia dan Masjid
Putra Jaya. Masjid Putra Jaya merupakan masjid besar yang ada di Malaysia,
masjid dengan warna merah muda dengan interiornya yang indah dan elegan. Ada
peraturannya untuk masuk ke dalam masjid ini, jika seseorang tersebut tidak
menutup aurat atau pakainnya masih ketat, maka wajib untuk menggunakan jubah
merah maroon yang sudah disediakan oleh pihak masjid. Yaps, hal ini mengingatkan
kita bahwa menutup aurat adalah sebuah kewajiban bagi umat Islam yang telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an. Mungkin masjid-masjid besar di Indonesia bisa
menerapkan seperti ini. Ketika sholat di Masjid auratnya tertutup rapat, tetapi
ketika selepas sholat kenapa jadi terbuka lagi (?). Semoga Allah senantiasa
melindungi kita semua untuk tetap istiqomah berada dijalanNya. Didekat masjid
terdapat kantor PM Malaysia yang bentuk bangunannya mirip dengan masjid.
Masjid Putra Jaya Malaysia |
Halaman Depan Masjid Putra Jaya, Malaysia |
Kantor PM dengan arsitektur yang indah
menyerupai kubah masjid dan disekelilingnya banyak tanaman. Kantor PM dan
Masjid Putra Jaya yang terletak dalam satu komplek luas ini ternyata dahulunya
ialah sebuah hutan belukar yang penuh dengan pohon karet. Kantor pemerintahan
sudah dipindahkan dari Kuala Lumpur ke Putrajaya ini dengan beberapa
pertimbangan. Putrajaya berada di antara Kota Kuala Lumpur dan
Bandara Internasional Kuala Lumpur. Putrajaya didirikan pada tanggal 19 Oktober
1995, sebagai pusat pemerintahan Malaysia menggantikan Kuala Lumpur yang
semakin padat. Sementara pusat ekonomi dan bisnis masih berada di Kuala Lumpur.
Tata kota Putrajaya direncanakan dengan sangat baik, modern dan futuristik.
Memperhatikan keseimbangan lingkungan, di antaranya dengan membangun jalan dan
trotoar yang lebar, serta ruang terbuka hijau yang luas. Selain itu, semua
bangunan, taman, danau maupun fasilitas publik yang ada di Putrajaya didesain
dengan cantik dan menarik. Disini didesain untuk tidak ada rumah-rumah penduduk
maupun pedagang kaki lima, sehingga tidak ada kebisingan dan kemacetan. Bisa
dikatakan Malaysia telah berhasil memindahkan
pusat pemerintahannya ke Putrajaya. Dengan kondisi tata kota Putrajaya
tersebut, urusan pemerintahan pun menjadi lebih cepat, lancar, efektif dan
efisien. (Apa kabar Indonesia yang pernah mempunyai rencana memindahkan pusat
pemerintahan ke Kalimantan?). Semoga kita bisa segera menemukan solusi terbaik dan
bergerak bersama. Bersama para pemuda yang memiliki semangat juang untuk
memperjuangkan Indonesia menjadi lebih baik nan madani.
Lingkungan Putra Jaya |
Uniknya di Putrajaya ini, selain ada Masjid
Putrajaya yang besar dan menjadi salah satu destinasi para wisatawan lokal
maupun internasional. Di halaman depan
Masjid ini ada lapangan luas berbentuk lingkaran dimana ada bendera Malaysia
yang dikelilingi bendera-bendera provinsinya. Setiap provinsi mempunyai 2
bendera, yaitu bendera negara Malaysia (jalur gemilang) dan bendera
provinsinya. Kecuali provinsi Johor yang mempunyai bendera daerah kecil, karena
provinsi Johor belum pernah dijajah.
Selain itu, jika PM meninggal maka yang langsung menggantikan ialah
sultan (pemimpin provinsi). Dalam kondisi berperang, maka tentara yang
dikorbankan terakhir ialah tentara raja yang memiliki kemampuan 3 in 1 (Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara).
Setelah meninggalkan Putrajaya, kami
melanjutkan perjalanan menuju kota Melaka. Disambut dengan syahdunya hujan
disore hari, tapi Alhamdulillah jeda beberapa menit hujan mulai reda dan
akhirnya kami bisa turun dari bus untuk keliling di kota Melaka. Kota Melaka yang
bernuansa warna merah muda karena merupakan kota bersejarah tentang perjuangan
Malaysia. Kalau di Indonesia seperti kota tua di Jakarta, banyak spot-spot foto
bagus. Di Melaka ini ada sungai yang
mirip ala-ala Eropa gitu hehe, ada miniatur kapal, pusat perbelanjaan kayak
maliboro dan bangunan-banguna tua seperti suaru, gereja, benteng. Disana juga
ada rumah bersejarah babe-nyonya yaitu rumah orang melayu muslim yang menikah
dengan orang china, kemudian orang china itu menjadi masuk Islam.
Kota Melaka |
Titik Nol Kota Melaka |
Menuju Johor untuk mengistirahatkan jiwa dan
raga di hotel. Alhamdulillah malam hari kami bisa mendarat dengan selamat dan
istirahat, untuk melanjutkan perjalanan di hari kedua besok pagi ke Singapore. Hari
pertama ini, belajar tentang banyak hal yang bisa membuka wawasan saya untuk
menjadi seorang manusia yang lebih bermanfaat lagi untuk sekitar. Sebab saya
teringat dengan perkataan seorang kakak, “perjalanan
itu akan membuatmu dewasa”. Belajar tentang bagaimana pentingnya sebuah
perencanaan dan tata kota sebuah negara yang harus diatur dengan teliti dan
detail. Ini hanya sebatas sebuah negara saja, bayangkan bagaimana Maha Besar
Allah yang bisa mengatur alam semesta ini dengan sangat tepat dan sempurna.
Membuktikan bahwa kita sebagai hamba Allah hanyalah sebagian kecil dan tidak
punya kekuasaan dan kekuatan apa-apa. Selain itu, penataan kota yang modern dan
futuristik dengan mempertimbangkan kebermanfaatan untuk semua pihak bisa kita
contoh untuk diterapkan di negara tercinta Indonesia. Namun, kita bisa memulai
langkah kecil dari daerah asal kita (lingkungan rumah) bersama menggandeng
pemuda-pemudi penerus bangsa. Jangan lupa, sertkan Allah dalam setiap langkah
kita gaes. Bismillah, Let’s do it... ^_^
B e r s a m
b u n g . . .
#Youth4Movement2018
#Youth4MoveSick
#MyFirstTrip
#MyJourney
#Malaysia
#Singapore #Thailand
Komentar
Posting Komentar