Bismillah..
Di penghujung
tahun 2019 lalu, tepatnya tanggal 31 Desember dunia dikagetkan oleh makhluk
kecil tak kasat mata ciptaanNya yang kemudian disebut sebagai virus covid-19
atau corona. Virus ini berawal di Wuhan, China dengan jumlah pasien 44 selama 3
hari pertama dimana 66% dari pasien yang terpapar ialah mereka yang jajan di
suatu pasar hewan. Bertambahnya hari maka semakin banyak pasien yang terkena
dan virus ini mulai menyebar ke berbagai daerah, hingga akhirnya virus baru ini
ditetapkan oleh WHO pada 11 Februari 2020 yang bernama SARS-CoV-2 atau
COVID-19. Oke, saya tidak akan membahas tentang virus ini ya, karena saya bukan
ahli di bidangnya dan mungkin temen-temen sudah sering membaca tentang
informasi ini.
Next,
Saya disini ini ingin
mengajak temen-temen semua untuk merenungi, mempelajari dan memahami sebenarnya
‘pesan’ apa yang ingin Allah sampaikan pada kita semua. Sejak kejadian yang
berawal dari Wuhan kemudian begitu cepatnya virus itu menyebar ke seluruh
belahan dunia. Qadarullah, virus itu mulai masuk ke Indonesia dan hingga saat
ini (per 27 Maret 2020) sudah terdapat 1000an kasus positif. Berbagai upaya
pemerintah, lembaga dan masyarakat sudah mulai saling bahu-membahu untuk
bersama menghadapi ujian ini. Mungkin secara total Indonesia belum bisa melakukan
lockdown karena banyak konsekuensi yang tidak mudah untuk dihadapi. Saatnya kita
lookdown dalam diri kita dan orang di sekeliling kita secara seksama.
1. Keberadaan virus ini sudah selayaknya menjadi sebuah
pengingat betapa Maha Besarnya Allah SWT. Sang Pencipta dan Pemilik Alam
Semesta ini, Allah lah yang menciptakan makhluk kecil tak kasat mata ini dan
dengan izin-Nya bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Perlu kita ingat kembali
bahwa dalam Al- Qur’an telah dijelaskan,
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’: 44).
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’: 44).
Nah, virus
kecil ini juga merupakan makhluk Allah yang hidup di atas bumi maka virus ini
pun juga ikut bertasbih pada Allah. Bahkan bisa jadi lebih sering bertasih si
virus ini daripada kita. Yuk, coba sama-sama kita senantiasa mengingat Allah
dalam keadaan apapun dan dimanapun.
2.
Meskipun
memang manusia diberikan oleh Allah kelebihan akal yang tidak dimiliki oleh
makhluk Allah lainnya. Terkadang kita masih sering merasa bahwa manusia adalah
sosok yang paling sempurna, kuat dan keren. Bangga melalui berbagai karyanya,
jabatannya, gelarnya, produknya, prestasinya, harta kekayaannya manusia sering
sekali lupa untuk lookdown tentang darimana ia dicipta. Hingga, mungkin Allah
mengirimkan virus kecil ini untuk hinggap di tubuh manusia yang besar sebagai
sebuah pengingat. Pengingat bahwa sejatinya manusia itu sangatlah lemah tanpa
adanya bantuan dan kekuatan dariNya. Membuktikan bahwa apapun kesuksesan yang
kita raih adalah semata-mata karena Allah, bukan karena kehebatan kita. Laa hawla wa laa quwwata illa billah yang berarti bahwa tidak
ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah. Kehadiran virus ini
menjadi pengingat kita sebagai manusia untuk tidak membanggakan diri sendiri,
menyadari bahwa manusia itu lemah dan sangat membutuhkan pertolongan Allah.
3.
Beberapa ikhtiar yakni #dirumahaja, social distancing, isolasi
mandiri dilakukan untuk menekan kasus. Selain itu, beberapa pemimpin daerah
juga sudah menghimbau supaya rakyat tidak melakukan mudik. Beberapa ikhitiar
ini juga pernah dilakukan pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab ra wabah tha’un
melanda yakni salah satunya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Tha’un (wabah penyakit
menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji
hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu
berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila
wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari
daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Sejatinya
kejadian-kejadian yang ada saat ini hanyalah pengulangan sejarah yang telah
terjadi di masa lampau, maka itulah pentingnya kita belajar sejarah terutama
sejarah islam.
4.
Baru beberapa hari dan beberapa masyarakat
melaksanakan himbauan #dirumahsaja maka sudah cukup signifikan berbagai
perubahan yang kita rasakan bersama. Kegiatan sekolah, pengajian, perkumpulan,
organisasi, pekerjaan, perusahaan, bisnis dan semuanya seakan ‘berhenti’
bekerja hingga telah keluar fatwa MUI
terkait pelaksanaan ibadah shalat ketika ada wabah. Pada akhirnya hamper semuanya
dilakukan dirumah masing-masing. Mungkin ini ‘pesan’ Allah selanjutnya bahwa
kembali ke rumah berarti kembali bersama keluarga. Mengingatkan kembali bahwa
keluarga lah pondasi dasar keberhasilan sebuah rumah tangga. Mungkin selama ini
kita terlampau sibuk dengan pekerjaan diuar dan melupakan apa tujuan mulia
sebuah keluarga yakni:
“Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari Api Neraka” (QS At-Tahrim: 6).
Saatnya menghidupkan rumah dengan cahaya-cahaya
Al-Qur’an dan mewujudkan misi rumahku surgaku.
5.
Terakhir,
dengan berbagai situasi dan kondisi yang sudah kita alami beberapa pecan terakhir
ini maka bukanlah saatnya kita untuk berdebat dan saling menyalahkan. Saatnya kita
benar-benar lookdown, melihat bagaimana orang-orang yang terdampak dari segi
ekonomi, bagaimana para tenaga kesehatan yang berjuang untuk kebaikan,
bagaimana para pemimpin bekerja keras memikirkan solusi terbaik untuk ujian
ini. Terkhusus, para masyarakat menengah ke bawah yang tidak ada pilihan untuk
mengikuti himbauan #dirumahaja sebab mereka tidak punya penghasilan yang tetap.
Maka, di momen ujian ini Allah ingin menguji kita semua seberapa peduli diri
ini kepada orang lan yang membutuhkan dan seberapa besar rasa syukur kita
terhadap nikmat yang Allah berikan selama ini. Islam sangat menekankan
kepada umatnya untuk senantiasa tolong menolong kepada sesama manusia, salah
satunya
“Dan tolong-menolonglah kamu
dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
sangat berat siksaan-Nya.” (Q.S
Al-Maidah: 2)
Ini ialah salah satu ujian dari Allah dan ujian itu adalah sebuah
kepastian bagi umat manusia. Hal ini dapat kita lihat pada Al-Qur’an,
“Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar“ (QS Al-Baqarah : 155)
Tafsir
Quran Surat Al-Baqarah Ayat 155
Sungguh
Kami benar-benar akan menguji kalian dengan aneka musibah. Yakni dengan sedikit
rasa takut kepada musuh, rasa lapar karena kekurangan makanan, kekurangan harta
benda karena hilang atau sulit mendapatkannya, berkurangnya jiwa akibat bencana
yang menelan korban jiwa atau gugur di medan jihad fi sabilillah, dan
berkurangnya buah-buahan yang tumbuh di muka bumi. Dan berikanlah -wahai Nabi-
kabar gembira kepada orang-orang yang sabar menghadapi musibah tersebut, bahwa
mereka akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan hati mereka di dunia dan di
akhirat.
Waallahu’alam
bisshowab..
@choir19cca
Plosokuning,
27 Maret 2020
H-27
Ramadhan 1441 H
21.01
WIB
Komentar
Posting Komentar