Langsung ke konten utama

Kebocoran Data dan Privasi Aib Manusia



Bismillahirrahmanirrahim
Beberapa waktu lalu, sempat dikagetkan dengan berita tentang kebocoran 91 juta data pelanggan dari salah satu platform jualan online. Sebenarnya kejadian ini bukanlah hal baru lagi, karena ternyata kasus ini pernah terjadi sebelumnya dan tidak hanya di Indonesia. Kebocoran data dan informasi sudah terjadi hampir disemua negara.
Suatu kejadian terjadi pasti ada penyebabnya. Faktor terjadinya kasus kebocoran ini disebabkan oleh 2 pihak yakni, pihak yang mencuri datanya dan pihak yang mempunyai datanya. Beberapa faktor pendorong bagi pihak yang mencuri data antara lain:
  1. Kompetitor yang ingin mengetahui dan mencuri ide-ide baru atau inovasi dari perusahaan lawan
  2. Kompetitor ingin meruntuhkan perusahaan lawan
  3. Adanya jual beli saham dan upaya untuk mendapatkan keuntungan maksimal
  4. Spionase oleh karyawan internal untuk memperoleh pendapatan tambahan
  5. Kekecewaan karyawan terhadap perusahaan yang lama
Sementara ada juga beberapa faktor dari pihak pemilik data yang menyebabkan terjadinya kebocoran data dalam perusahaannya:
  1. Kurang amannya browser yang digunakan sehingga mengakses website yag tidak dikenal akan menyebabkan masuknya botnet dan malware
  2. Kurang amannya aplikasi yang digunakan karena tidak diaturnya konfigurasi keamanan di aplikasi
  3. Kurang amannya jaringan komputer sehingga dapat dimasuki oleh hacker untuk mengambil informasi perusahaan
  4. Informasi perusahaan di share kepada pihak lain diluar organisasi
  5. Peralatan kantor di share kepada pihak lain diluar organisasi
  6. Peralatan pribadi yang dipertukarkan, misal laptop suami/ istri yang berbeda organisasi
  7. Peralatan perusahaan seperti laptop yang tidak dijaga dengan baik, misalnya hilang
  8. Password dan informasi login yang disimpan dapat dijangkau oleh orang lain
  9. Peralatan portable milik perusahaan hilang beserta dengan datanya karena tidak dijaga dengan baik
  10. Metode komunikasi antara perusahaan dan karyawan kurang aman karena menggunakan saluran yang tidak dienkripsi.
Kejadian kebocoran data ini memberikan dampak yang serius bagi perusahaan, antara lain:
  1. Legal liability.Perusahaan yang lalai dalam melindungi informasi penting miliknya (yang mengandung informasi customer didalamnya) akan berhadapan dengan UU ITE 2008
  2. Lost productivity. Perusahaan yang tidak menjaga dengan aman hasil-hasil penemuan baru dan pengembangan baru akan menimbulkan lost productivity, baik bagi karyawan maupun perusahaan itu sendiri karena desain produk baru sudah berpindah ke perusahaan lain
  3. Business reputation. Kejatuhan reputasi bisnis tidak serta merta akan dialami perusahaan saat itu juga bila perusahaan mengalami kebocoran informasi. Kerugian juga tidak akan bisa dihitung secara kuantitatif. Namun demikian, pelan tapi pasti perusahaan yang tidak dapat menjaga informasinya akan mengalami degradasi reputasi bisnis, baik nasional dan internasional.
Selain itu, data yang telah berhasil dicuri bisa diperjual belikan. Penjual dapat menawarkan harga informasi tersebut tergantung dari seberapa pentingnya informasi tersebut. Semakin penting dan berharga suatu informasi, semakin mahal pula harga yang ditawarkan. Contoh: personal id, biografi para decision maker, kartu kredit, email address, nomor hp, alamat rumah, alamat perusahaan, informasi database customer, database karyawan, database rekanan, database produk, database daftar improvement innovation, dan lainnya.
Tidak hanya terjadi di platform e-commerce namun, akhir-akhir ini juga sering terjadi zoomboombing atau orang asing masuk dalam rapat online di platform Zoom. Ketua Cyber Law Center Fakultas Hukum Universitas Padjajaran (Unpad) Sinta Dewi Rosadi menilai, salah satu penyebab maraknya pelanggaran-pelanggaran seperti ini yakni tidak adanya aturan ketat terkait perlindungan data pribadi. Padahal, 132 negara sudah memiliki regulasi terkait perlindungan data pribadi. Beberapa negara di ASEAN pun sudah mempunyai aturan ini, sementara Indonesia belum. Beberapa negara bahkan memberikan sanksi dengan denda yang cukup besar. Pemerintah memang tengah menyusun Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP). Namun, pembahasannya terhambat pandemi virus corona. Semoga segera selesai ya pembahasannya.
Membahas tentang kasus kebocoran data, ternyata manusia pun juga punya privasi datanya masing-masing. Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa, punya kelebihan dan kekurangan. Menutup aib sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan larangan mengumbar aib dan keburukan menjadi salah satu penyebab turunnya ayat Al-Quran.  Dalam kitab Asbabun Nuzul karya KH Qamaruddin Shaleh dkk, disebutkan Salman al Farisi, salah seorang sahabat Rasulullah SAW, jika selesai makan dia terus tidur dan mendengkur. Perbuatan ini kemudian dipergunjingkan oleh orang-orang yang mengetahui perilaku Salman. Akibatnya, 'aib' ini tersebar luas. Atas kejadian ini Allah menurunkan ayat, 

''Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.'' 
 (QS Al Hujurat [49]: 12).

Qatadah rahimahullah berkata, “Sebagaimana engkau tidak suka jika mendapati saudarimu dalam keadaan mayit penuh ulat. Engkau tidak suka untuk memakan bangkai semacam itu. Maka sudah sepantasnya engkau tidak mengghibahinya ketika ia masih dalam keadaan hidup.” (Lihat Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an, 26: 169).

QS Al Hujurat menjelaskan tentang larangan menggunjing, coba kita lihat lagi tentang pengertian ghibah dalam hadits berikut:

 “Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “’Tahukah kalian apa itu ghibah?’ Lalu sahabat berkata: ‘Allah dan rasulNya yang lebih tahu’. Rasulullah bersabda: ‘Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci’. Beliau ditanya: ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?’ Rasulullah bersabda: ‘jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.’”
 (HR. Muslim no. 2589)

Ghibah diharamkan oleh ijma’. Tidaklah ghibah diharamkan, kecuali jika di sana mendatangkan maslahat atau solusi. Membicarakan keadaan seseorang, termasuk aib seseorang, adalah perbuatan yang bisa mendatangkan dosa pada pengghibah itu sendiri. Apalagi jika yang dibicarakan ditambahkan atau dibumbui dengan cerita dia sendiri, hal itu bisa menimbulkan fitnah.
Ghibah sangatlah berbahaya maka hendaknya kita agar senantiasa waspada terhadap diri sendiri agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang diharamkan. Nah, ternyata Allah telah memberikan kita pengingat supaya terhindar dari perilaku ini, antara lain:
  1. Mengingat bahwa semua amalan akan dicatat termasuk ucapan
Kita harus sadar bahwa segala sesuatu apa yang telah kita ucapkan semuanya akan dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Tiada suatu ucapan apapun yang diucapkan melaikan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf : 18)
  1. Mengingat aib sendiri
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya, tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” [semut di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak, pen] (Az-Zuhd war Raqaiq Ibnul Mubarak, 211)
  1. Anggap diri kita lebih rendah dari orang lain
‘Abdullah Al Muzani mengatakan, Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu maka seharusnya engkau katakan: “Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih dariku maka ia lebih baik dariku.” Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu maka seharusnya engkau katakan, “Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku.” Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu”. (Hilyatul Auliya, 2/226)

4.      Sebaiknya meninggalkan tempat yang sedang mengghibah

Orang yang mendengarkan ghibah mendapatkan dosa yang sama seperti pelakunya, kecuali, jika ia mengingkari dengan lisannya atau dengan hatinya. Sebaiknya meninggalkan forum yang didalamnya sedang menggibah. Jika tidak, ia bisa memutusnya dengan mengalihkan ke pembicaraan yang lain. Kalau kata ustadz Hanan, mending bahas tentang karakter kebaikan para shahabiyah atau tebak-tebakan. Misalnya, siapa istri Nabi yang paling pinter masak? Siapa wanita pertama yang syahid? dan masih banyak lainnya. 

Jika kita enggan aib kita diketahui orang, maka mulai sekarang tutuplah rapat-rapat aib orang lain. Perbuatan menutupi aib orang lain dijanjikan Rasulullah akan berdampak juga pada diri kita. 

"Dan barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim, niscaya Allah menutup aibnya 
di dunia dan akhirat." 
(HR Muslim).

"Siapa yang menasehati saudaranya dengan tetap menjaga kerahasiaannya berarti dia benar benar menasihatinya dan memperbaikinya. Sedang yang menasihati tanpa menjaga kerahasiaannya, berarti telah mengungkap aibnya dan mengkhianatinya."   
(Imam Syafii)

Semoga Bermanfaat
#selfreminder
@choir19cca

Yogyakarta, 22 Juni 2020
09.33 WIB

Referensi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Arti Kebarokahan dalam Hidup?

Bismillah.. Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’ di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya kajian’ .   Itulah mungkin salah satu dari kerinduan Jogja.. Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang kemud

BAHAGIA: bukan tentang harta, tapi tentang rasa

          Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didapuk sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan sebanyak 11,49% penduduk miskin pada 2022. Artinya, pengeluaran mereka berada di bawah garis kemiskinan Yogyakarta, yakni Rp551.342 per kapita/bulan. Sedangan Indeks Pembangunan Manusaia (IPM) di provinsi DIY tertinggi kedua nasional yakni sebesar 80,64 pada 2022. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Mari melihat satu data lagi yakni indeks kebahagiaan DIY sebesar 71,7 pada 2021, angka lebih besar dari rata-rata nasional yang sebesar 71,49. Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi (perasaan dan makna hidup) dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.                       Data kemiskinan,

Ruh Langit Keluarga

  Ahad, 28 Mei 2023 [Catatan Singkat: Kelas Jadi Istri bersama Teh Febrianti Almeera] Bismillahirahmanirrahim.. Sesi ini beliau banyak menyampaikan terkait visi misi sebuah keluarga, bagaimana seharusnya menjadi istri yang sesuai dengan fitrah. Setiap keluarga itu isinya perjuangan, dengan perjuangannya masing-masing yang pastinya berbeda setiap keluarga. Visi keluarga : setiap muslim itu harusnya mempunyai visi yang sama yakni meraih ridha Allah supaya mendapatkan tiket masuk surga. Nah, baru misinya (langkah-langkah untuk mewujudkan visi) yang berbeda setiap keluarga. Misi keluarga : merupakan peleburan potensi suami dan istri menjadi potensi yang lebih besar dan harus mempunyai ruh langit . Misi ini datang dari Allah, dilakukan oleh suami yang dibantu oleh istri. Misi ini dipegang oleh suami, maka ketika kita memilih suami berarti kita juga sedang memilih nahkoda untuk melakukan perjalanan bahtera rumah tangga. Beliau juga menyampaikan terkait bagaimana cara kita menemuk