Langsung ke konten utama

Ujian (Keimanan) Skripsi #2 : Waktu Terus Bergulir




            Melanjutkan cerita saya yang kamarin. Yaps, hari itu alhamdulillah BAB I selesai dan langsung nyicil BAB II sambil nunggu balesan email dari India alias penulis jurnalnya. BAB II ini berisi semua tentang dasar teori, cukup mengasyikkan karena banyak sekali persamaan matematis. Penuh dengan ketelatenan dan kesabaran dalam menulis symbol, equation, index dan segala pernak pernik yang indah. Menuliskan definisi beserta sitasinya, menulis teorema dengan sederet bukti-buktinya. Nulis BAB II ini cukup menyita waktu lama, karena  terlalu banyaknya equation. Jadi, satu hari itu bisa hanya dapet 4-5 lembar dengan penuh pernak pernik persamaan matematis.
            Penulisan BAB II ini selalu saya cicil tiap hari, biar cepet selesai. Dari sinilah mulai belajar ketelatenan, kesabaran dan ketelitian. Harus telaten dengan symbol dan index setiap penulisannya, sabar dalam mengetik (terlebih laptop yang lola -__-) dan belajar ketelitian dalam hal-hal kecil seperti penulisan bold, italic setiap variabelnya.  Sambil dalam proses penyelesaian BAB II, kegiatan dunia penskripsikan yang saya lakukan yaitu konsultasi ke DPS, nyari-nyari dan download jurnal yang bersangkutan.
            Tapi, ada waktu dimana saya nggak produktif ngerjain skripsi. Yaa, bisa dibilang ngerjain skripsinya kadang-kadang karena belum pinter membagi waktu dengan amanah yang lain. Hmm, di penghujung semester 7 itu bener-bener merasa menyesal kenapa saya nggak produktif. Bahkan dalam hati menanyakan pada diri sendiri, “Semester 7 kemarin , kamu ngapain aja?, konsul ke DPS baru berapa kali?, dapet apa aja semester 7 (apa progressnya)?”. Ya Allah, rasanya di penghujung semester 7 itu bener-bener ingin menyalahkan diri sendiri. Yaa, penyesalan selalu datang diakhir. Mungkin ada hal yang bisa dibuat alasan yaitu semester 7 itu saya masih ambil matkul. Tapi itu nggak kuat buat jadi alasan, karena ada juga temen yang sudah progress skripsinya. Hmh, sudahlah... Sekarang hadapi semester baru (semester 8) yang harus lebih baik.
            Di semester 8 ini saya berjanji pada diri saya sendiri untuk segera menyelesaikan skripsi dengan serius dan produktif, apalagi UKT nya mahal. Bismillah, belajar dari semester 7 lalu saya mencoba meluruskan niat kembali dan mengumpulkan semangat untuk segera menuntaskan amanah skripsi ini. Semangatku semakin bertambah ketika sudah ada 2 teman seangkatan yang udah wisuda (dan saya masih aja disini -__-). Kemudian, ku menenangkan diri sendiri bahwa, semua akan ada waktu dan rezekinya masing-masing.
            Dengan semangat dan niat yang baru, saya lebih sering meluangkan waktu untuk membaca-baca jurnal internasional maupun nasional, baca skripsi terdahulu, nongkrong di ETD Perpustakaan Pusat, nongkrong di rumah makan bareng-bareng temen, konsultasi ke DPS maupun kakak tingkat, sharing dan nanya-nanya ke temen, kadang-kadang jadi suka minum kopi biar kuat begadang (jangan ditiru ya :p) dan sering nginep di kosan orang.
            Bisa dibilang, masa produktif saya ngerjain skripsi ya di semester 8 ini. Mulai menulis BAB III yang penuh lika liku. Kalau lagi bingung, akhirnya nulis daftar pustaka, kata pengantar atau pelengkap skripsi yang lainnya. Sambil nggarap BAB III yang sebagai inti dari skripsi, saya mulai cari-cari data yang sesuai dengan metode saya. Kegiatan nyari data yang sesuai ini juga menyita waktu yang cukup lama. Mencari kesana kemari dari berbagai sumber, nanya temen-temen sana sini, nyobain data ini itu sampai bingung mau nyari dimana lagi. Tapi, alhamdulillah setelah menghabiskan waktu cukup lama akhirnya menemukan data yang sepertinya sesuai dari ETD. Data skripsi dari mbak mahasiswi kehutanan tahun 2016 dan pastinya lebih baik saya harus minta izin ke penulisnya. Akhirnya kepoin nama mbaknya di google dan akhirnya menemukan akun instagramnya :D. Langsung saya dm untuk kenalan dan menjelaskan maksud serta tujuan saya. Alhamdulillah respon mbaknya positif dan akhirnya baru saya input manual dari ETD dan saya coba dengan metode saya, alhamdulillah cocok.

bersambung...
hujan...
Plosokuning, 25 September 2017
5 Muharram 1439 H


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Arti Kebarokahan dalam Hidup?

Bismillah.. Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’ di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya kajian’ .   Itulah mungkin salah satu dari kerinduan Jogja.. Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang kemud

BAHAGIA: bukan tentang harta, tapi tentang rasa

          Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didapuk sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan sebanyak 11,49% penduduk miskin pada 2022. Artinya, pengeluaran mereka berada di bawah garis kemiskinan Yogyakarta, yakni Rp551.342 per kapita/bulan. Sedangan Indeks Pembangunan Manusaia (IPM) di provinsi DIY tertinggi kedua nasional yakni sebesar 80,64 pada 2022. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Mari melihat satu data lagi yakni indeks kebahagiaan DIY sebesar 71,7 pada 2021, angka lebih besar dari rata-rata nasional yang sebesar 71,49. Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi (perasaan dan makna hidup) dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.                       Data kemiskinan,

Ruh Langit Keluarga

  Ahad, 28 Mei 2023 [Catatan Singkat: Kelas Jadi Istri bersama Teh Febrianti Almeera] Bismillahirahmanirrahim.. Sesi ini beliau banyak menyampaikan terkait visi misi sebuah keluarga, bagaimana seharusnya menjadi istri yang sesuai dengan fitrah. Setiap keluarga itu isinya perjuangan, dengan perjuangannya masing-masing yang pastinya berbeda setiap keluarga. Visi keluarga : setiap muslim itu harusnya mempunyai visi yang sama yakni meraih ridha Allah supaya mendapatkan tiket masuk surga. Nah, baru misinya (langkah-langkah untuk mewujudkan visi) yang berbeda setiap keluarga. Misi keluarga : merupakan peleburan potensi suami dan istri menjadi potensi yang lebih besar dan harus mempunyai ruh langit . Misi ini datang dari Allah, dilakukan oleh suami yang dibantu oleh istri. Misi ini dipegang oleh suami, maka ketika kita memilih suami berarti kita juga sedang memilih nahkoda untuk melakukan perjalanan bahtera rumah tangga. Beliau juga menyampaikan terkait bagaimana cara kita menemuk