Bismillah…
Alhamdulillah, salah satu rangkaian kegiatan Semarak
Agrinova 6 th dengan talkshow kemuslimahan hari ini berjalan lancar.
Talkshow kemuslimahan kali ini bertemakan “Inner
Beauty, Lejitkan Potensi Diri” yang disampaikan oleh dr. Davrina Rianda,
M.Gizi (istri dari Faldo Maldini). Beliau seorang dokter muda dari Universitas
Indonesia dan pemilik klinik rumah sehat di daerah Bintaro, Jakarta Selatan.
Selain itu beliau telah menulis 2 buku dengan judul Beauty
Undercover For Muslimah dan Trias Muslimatika. Informasi selebihnya bisa kepoin
via ig beliau @davrinarianda. Next…Saya coba sedikit sharing tentang apa yang
saya dengar dan saya pahami dengan sedikit impovisasi.
Dunia ini hanyalah sebagai jembatan untuk menuju
surgaNya. Seorang Muslimah di era Milenial, era digital dengan adanya revolusi industri
4.0 harus produktif dan memiliki goal
atau tujuannya harus jelas yakni menuju surgaNya melalui amal sholeh yang kita
lakukan di dunia. Sebab dunia hanyalah sebagai jembatan kita untuk menuju
tempat impian kita yakni surganya Allah. Senantiasa menjadi muslimah yang aktif
dan produktif. Coba kita simak kembali pada QS. Ali Imran: 110.
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(QS. Ali Imran: 110)
Pada surat Ali Imran ayat 110 sudah diserukan kepada
manusia (umat terbaik) untuk senantiasa melakukan 3 hal. Pada ayat tersebut
penghubung katanya ialah kata “dan” bukan “atau”. Maka, secara bahasa kata
“dan” berarti sesuatu yang harus dilakukan semuanya, kita tidak boleh hanya
memilih salah satunya. Tiga hal itu yakni mengajak kepada yang kebaikan, mencegah
dari keburukan dan senantiasa beriman kepada Allah. Maka, menjadi baik saja
tidak cukup karena hidup ini bukan tentang diri kita, namun untuk
kebermanfaatan umat yang lebih luas. Masih ada beberapa tantangan seorang muslimah pada era
milenial dan digital ini, antara lain:
1. Menuju
generasi high-achiever, maka kita
sebagai muslimah harus memiliki daya saing global dengan kecerdasan intelektual
(IQ, EQ).
2. Modernisasi dalam sains dan budaya barat, contohnya seperti budaya korea (K-Pop) dan ilmu-ilmu barat sekuler yang kita pelajari sebagai teori-teori di kampus. Perlunya peran-peran akademisi muslimah untuk melakukan Islamisasi ilmu. Sebagai muslimah millennial harus senantiasa menguatkan mental spiritual (SQ) dan meluruskan tujuan hanya karena Allah. Melakukan semua aktivitas berlandaskan karena ingin mendapatkan rahmat Allah.
2. Modernisasi dalam sains dan budaya barat, contohnya seperti budaya korea (K-Pop) dan ilmu-ilmu barat sekuler yang kita pelajari sebagai teori-teori di kampus. Perlunya peran-peran akademisi muslimah untuk melakukan Islamisasi ilmu. Sebagai muslimah millennial harus senantiasa menguatkan mental spiritual (SQ) dan meluruskan tujuan hanya karena Allah. Melakukan semua aktivitas berlandaskan karena ingin mendapatkan rahmat Allah.
3. Belum
memaksimalkan potensi diri. Sebelum memaksimalkan potensi maka kita harus mengenali
diri kita sendiri dan jadilah diri sendiri. Be
the very best version of you. Potensi hanya sebagai tools untuk menuju goal
kita. Potensi itu bukan “dicari” tapi dimunculkan dan
dimaksimalkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Kita
berkompetisi dengan ‘diri kita sendiri’; senantiasa terus belajar dari kebaikan
orang lain untuk mendidik diri sendiri.
b.
Never aim for 2nd best à berikan 110% untuk setiap amanah yang datang, Let Allah do the rest. Teruslah berusaha
semaksimal mungkin dengan amanah yang ada, kemudian bertawakal kepada Allah
untuk hasilnya. Jalani saja dengan maksimal, biarkan Allah yang mengarahkan
kita menuju potensi diri yang kita miliki. Luruskan niat karena Allah. Coba
dilist apakah jalur cita-cita kita menuju ke Allah atau tidak.
c.
Geser
goal, orientasi goal kita bukan untuk diri sendiri tapi untuk kebaikan di dunia
demi mendapat rahmat Allah. Tujuan yang berorientasi pada kebaikan di
masyarakat memiliki dampak yang lebih besar dan luas. Setiap sesuatu yang
dilakukan maka perlu kita bertanya lagi pada diri kita “Apakah hal ini dibutuhkan di masyarakat?”. Kebaikan dan kebermanfaatan
apa yang bisa diberikan.
d.
Mencari
lingkungan dan teman yang sesuai dan sefrekuensi dengan goal kita. Supaya bisa berjuang bersama dan saling menyemangati
dalam mencapai tujuan.
Selain potensi
diri, sebagai muslimah tidak lepas dari kecantikan. Tapi sesi ini yang dibahas
tentang inner beauty yang dipahami sebagai
kecantikan yang terpancar dari akhlaq (indahnya akhlak) bukan karena hal-hal
yang sifatnya fisik. Sebab dalam Islam tidak ada istilah cantik. Pernah ditanyakan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah
wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu
yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah,
dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami
benci” (HR. An-Nasai).
Maka kecantikan seorang muslimah hanya dipersembahkan
kepada suaminua kelak. Maka, inner beauty
merupakan hal yang paling penting. Sebab akhlak merupakan sifat yang tertanam
dan dari sifat tersebut timbul perbuatan dengan mudah membentuk akhlaqul
kharimah yang merupakan rahmat Allah.
Selain itu terdapat banyak kemuliaan (khusus) pada
muslimah, seperti dalam Al Qur’an ada surat An Nisa. Latar belakang dokter,
beliau menyampaikan dua hal tentang keistimewaan muslimah yakni:
1.
Muslimah
mempunyai system limbik (emosi) lebih kompleks dibandingkan dengan system
limbik pria. Maka muslimah akan lebih heboh dan panik daripada pria ketika
menghadapi sesuatu. Maka dalam Islam pemimpin rumah tangga itu adalah pria
(suami) supaya bisa mengontrol istrinya (saling melengkapi).
2.
Persentase
lemak wanita lebih tinggi daripada pria. Sedangkan pria persentase ototnya
lebih tinggi daripada wanita.
Amanah kehidupan itu terbuka untuk wanita dan pria.
Maka, muslimah harus ikut mengambil pernah dalam berbagai bidangnya masing-masing.
Melalui peran maka kita akan memiliki kekuasaan, dengan kekuasaan itulah kita
dapat menegakkan syariat Islam melalui kebijakan-kebijakan yang kita buat.
Bismillah, mari berkarya dengan peran kita masing-masing untuk mencapai
cita-cita mulia yakni bersua bersama di surgaNya.
“..Berlian itu terbentuknya
pada suhu yang tinggi..”
(dr.Davrina Rianda)
Bogor, 19 Oktober 2019
@choir19cca
Komentar
Posting Komentar