Langsung ke konten utama

“Mengejar Rasa atau Mengejar Asa”?

 


Bismillah…

[Catatan Singkat]

Alhamdulillah, atas nikmat sehat dan waktu yang Allah berikan di awal tahun 2023 untuk bisa datang di Masjid Muhajidin UNY pagi ini bersama mb Dewi Nur Aisyah. Tema kali ini yakni “Mengejar Rasa atau Mengejar Asa”? 

Sedikit menulis catatan singkat materi yang sudah disampaikan tadi. Kalau ada kesalahan atau kekurangan bisa diingatkan ya dan kalau mau menambahkan silakan bisa ditambahkan di kolom komentar 😊

Seorang wanita itu dicipta dari tulang rusuk, karena dekat dengan hati untuk dicintai dan dekat dengan tangan untuk dilindungi. Dalam sebuah hadists yang sering kita dengar juga yakni sebaik-baik perhiasan dunia ialah wanita shalihah. Beliau menyampaikan terdapat 4 kriteria untuk menjadi wanita shalihah nan mulia yakni: 

Menjaga pandangannya, 

Menjaga lisannya, 

Menjaga akhlaknya, 

Menjaga kehormatan diri dan keluarganya.

dan keshalihan ini sifatnya tak terhingga (sampai akhir hayat). Tidak bisa kita menilai diri kita sudah shalihah kemudian berhenti menshalihkan diri, bukan seperti kalau kita sudah selesai kuliah dan kemudian memperoleh ijazah. Tapi keshalihahan itu harus terus dijaga (istiqomah) sampai kita meninggal dunia.

Ada 3 peran atau fase wanita yakni, 

(1) wanita shalihah – saat masing single, 

(2) istri yang taat – saat sudah punya suami, 

(3) madrasah utama – saat mempunyai anak. 

Tiga fase ini punya muara atau tujuan yang sama yakni bagaimana dengan setiap fase itu kita dapat memberikan kebermanfaatan seluas-luasnya dan mendapatkan keridhoan Allah.

Beliau juga menyampaikan beberapa kisah yang perlu kita pelajari dan teladani tentang “single tidak sembarang single”, diantaranya Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, Mushab bin Umair, Ibnu Abbas, dan Sultan Muhammad Al Fatih. Yuk, cob akita cari tahu lebih banyak tentang kisah para sahabat yang penuh dengan teladan.

Kita diciptakan oleh Allah di dunia ini untuk beribadah, berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran. Hidup kita harus Allah oriented, seperti pesan Imam Syafi’i bahwa letakkan akhirat di hati, dunia di tangan dan keamtian di pelupuk mata. Ketika dunia di tangan, mudah di dapat dan bisa mudah lepas juga.

Fokuslah mengejar asa tentang surga, karena belum ada jaminan apakah kita masuk surga atau neraka. Kalau rezeki, jodoh, kematian ialah sebuah hal yang pasti dan Allah sudah tetapkan. Perkara jodoh itu bukan cepat atau lambat, tapi bagaimana menjemput keberkahan dalam setiap prosesnya. Tugas kita saat ini mengejar surga dengan berbagai macam usaha, beliau menyampaikan 4 pesan berikut:

(1) Jangan pernah berhenti belajar, sebab ilmu Allah itu sangat luas. Muslimah akan menjadi madrasah utama dan Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu (QS Al Mujadilah:11). 

(2) Fokus pada potensi diri, terus upgrade dan maksimalkan potensi. Jangan berdiam diri pada kondisi yang sama.

(3) Bermanfaat dan mengukir prestasi, jangan pernah ragu mencoba.

(4) Berkarya dan berdaya, melahirkan inovasi sebagai bagian dari solusi.

PRODUKTIF itu 

(1) niat yang ikhlas (memanjangkan niat), 

(2) tujuan utama surga, dan 

(3) kebermanfaatannya luas. 

Ketika kita merasa lelah karena bekerja/beramanah maka bersyukurlah, berarti Allah sedang menjaga kita dalam aktivitas kebaikan.

Maka, mari dimulai dengan iman, disempurnakan dengan ikhlas, dikobarkan dengan semangat, kemudian diamalkan dan diiringi pengorbanan.

Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat… ^__^

 


Plosokuning, 07 Januari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Arti Kebarokahan dalam Hidup?

Bismillah.. Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’ di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya kajian’ .   Itulah mungkin salah satu dari kerinduan Jogja.. Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang kemud

BAHAGIA: bukan tentang harta, tapi tentang rasa

          Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didapuk sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan sebanyak 11,49% penduduk miskin pada 2022. Artinya, pengeluaran mereka berada di bawah garis kemiskinan Yogyakarta, yakni Rp551.342 per kapita/bulan. Sedangan Indeks Pembangunan Manusaia (IPM) di provinsi DIY tertinggi kedua nasional yakni sebesar 80,64 pada 2022. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Mari melihat satu data lagi yakni indeks kebahagiaan DIY sebesar 71,7 pada 2021, angka lebih besar dari rata-rata nasional yang sebesar 71,49. Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi (perasaan dan makna hidup) dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.                       Data kemiskinan,

Ruh Langit Keluarga

  Ahad, 28 Mei 2023 [Catatan Singkat: Kelas Jadi Istri bersama Teh Febrianti Almeera] Bismillahirahmanirrahim.. Sesi ini beliau banyak menyampaikan terkait visi misi sebuah keluarga, bagaimana seharusnya menjadi istri yang sesuai dengan fitrah. Setiap keluarga itu isinya perjuangan, dengan perjuangannya masing-masing yang pastinya berbeda setiap keluarga. Visi keluarga : setiap muslim itu harusnya mempunyai visi yang sama yakni meraih ridha Allah supaya mendapatkan tiket masuk surga. Nah, baru misinya (langkah-langkah untuk mewujudkan visi) yang berbeda setiap keluarga. Misi keluarga : merupakan peleburan potensi suami dan istri menjadi potensi yang lebih besar dan harus mempunyai ruh langit . Misi ini datang dari Allah, dilakukan oleh suami yang dibantu oleh istri. Misi ini dipegang oleh suami, maka ketika kita memilih suami berarti kita juga sedang memilih nahkoda untuk melakukan perjalanan bahtera rumah tangga. Beliau juga menyampaikan terkait bagaimana cara kita menemuk