Langsung ke konten utama

Ketika Aku Mengenal Itu . . .


 Assalamu'alaikum wr.wb ....
Bismillah...

Sebuah kisah yang bermula ketika aku duduk dibangku kelas 1 SMA tahun 2010 silam. Tepatnya di SMA N 6 YOGYAKARTA dengan brand kebanggaannya "The Research School of Jogja". Saat aku awal masuk SMA yang dulu masih unyu-unyu dan polos, serta bahagia telah lulus ujian SMP.

Dulu, di sekolah tiap hari jumat diadakan kumpul bersama anak-anak kelas 1 yang duduk melingkar dengan satu mbak mentor yang mendampingi, dulu lingkaran kecil itu disebut mentoring. Jadi, disekolahku tiap jumat diadakan mentoring.

Baru pertama kali aku kenal apa yang namanya mentoring, ya waktu SMA ini. Disitu kita nanti tilawah/ngaji bareng, terus habis itu materi-materi dari mbak mentorku (Mb Yani) #nama.samaran. haha... ^_^ mentor pertama dan mentoring pertama dengan beliau. Kadang, kita bedah buku juga dan yang paling asyik kita sering banget debat dan diskusi sendiri sampe rame sendiri, lupa ada mbak mentor haha... Waktu itu kelompokku lumayan rame, ada raras yang pede, miftakh, naya, sapa lagi yaa aku lupa... hehe. Itu berjalan sekitar 7/8 bulan lamanya. Nah, setelah itu ada yang namanya' rolling-an'. Akhirnya, aku dipindahkan ke kelompok lain yang tentunya dengan teman dan mb mentor yang berbeda. Jreengg..Jreenngg... saya bertemu dengan kelompok lain dan teman lain, jujur awalnya aku males dan gak nyaman banget dengan kelompok baru bersama mb mentor (Mb.Hami) #nama.samaran. haha... ^_^.

Tungguu ceritaku selanjutnyaa... :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Arti Kebarokahan dalam Hidup?

Bismillah.. Sudah hampir 1 tahun berada di Bogor, kota hujan penuh keberkahan. Selayaknya di Jogja yang begitu banyak taman-taman surge (majelis ilmu), di Bogor pun cukup bertebaran taman-taman surge meskipun tidak sebanyak di Jogja. Memang, di Jogja setiap hari ada kajian dari waktu subuh hingga isya’ di berbagai masjid-masjid, kampong dan kampus. Maka tak heran jika ada teman yang mengatakan bahwa ‘Jogja itu surganya kajian’ .   Itulah mungkin salah satu dari kerinduan Jogja.. Salah satu majelis ilmu yang saya ikuti pada hari Sabtu, 21 September 2019 yakni kajian Ngariung Yuk yang ternyata udah batch 6. Kajian ini ternyata juga diadakan dari Bogor Raincake milik pasangan artis Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (a.k.a cinta fitri yang terwujud di dunia nyata). Pada Kajian Ngariung Yuk batch 6 ini mengundang seorang Ustadz ternama yakni Ust Oemar Mita di The Sahira Hotel, Bogor. Meskipun ada kuota tapi acara ini gratis. Hal ini cukup menginspirasi saya bahwa bisnis yang kemud

BAHAGIA: bukan tentang harta, tapi tentang rasa

          Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didapuk sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan sebanyak 11,49% penduduk miskin pada 2022. Artinya, pengeluaran mereka berada di bawah garis kemiskinan Yogyakarta, yakni Rp551.342 per kapita/bulan. Sedangan Indeks Pembangunan Manusaia (IPM) di provinsi DIY tertinggi kedua nasional yakni sebesar 80,64 pada 2022. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.Mari melihat satu data lagi yakni indeks kebahagiaan DIY sebesar 71,7 pada 2021, angka lebih besar dari rata-rata nasional yang sebesar 71,49. Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi (perasaan dan makna hidup) dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.                       Data kemiskinan,

Ruh Langit Keluarga

  Ahad, 28 Mei 2023 [Catatan Singkat: Kelas Jadi Istri bersama Teh Febrianti Almeera] Bismillahirahmanirrahim.. Sesi ini beliau banyak menyampaikan terkait visi misi sebuah keluarga, bagaimana seharusnya menjadi istri yang sesuai dengan fitrah. Setiap keluarga itu isinya perjuangan, dengan perjuangannya masing-masing yang pastinya berbeda setiap keluarga. Visi keluarga : setiap muslim itu harusnya mempunyai visi yang sama yakni meraih ridha Allah supaya mendapatkan tiket masuk surga. Nah, baru misinya (langkah-langkah untuk mewujudkan visi) yang berbeda setiap keluarga. Misi keluarga : merupakan peleburan potensi suami dan istri menjadi potensi yang lebih besar dan harus mempunyai ruh langit . Misi ini datang dari Allah, dilakukan oleh suami yang dibantu oleh istri. Misi ini dipegang oleh suami, maka ketika kita memilih suami berarti kita juga sedang memilih nahkoda untuk melakukan perjalanan bahtera rumah tangga. Beliau juga menyampaikan terkait bagaimana cara kita menemuk